Sabtu, 12 Januari 2019

Kenapa Atribut Kampanye PKS Sedikit?


Kenapa Atribut Kampanye PKS sedikit? Saya menemukan pertanyaan ini di sebuah grup facebook. Pertanyaan ini dilontarkan oleh seseorang yang mengaku sebagai simpatisan PKS. 

Grup itu beranggotakan ribuan orang. Banyak diantaranya kader PKS dan sebagian lain adalah simpatisan dan masyarakat yang ingin tahu lebih banyak tentang PKS. 

Adapula segelintir pendukung petahana yang ingin membuat sedikit kekisruhan di grup itu. 

Beragam jawaban disampaikan oleh kader dan mungkin pengurus PKS dari berbagai daerah yang bergabung di grup itu. 

Inti dari pertanyaan penanya adalah dia (sebagai fans PKS) ingin atribut partai idolanya ini tampil lebih banyak di arena publik. Ia ingin PKS juga memasang banyak bendera, banner, spanduk, baliho hingga iklan di layar-layar kaca di perempatan jalan perkotaan seperti yang dilakukan partai lainnya. 

Ia resah! Pemilu tinggal hitungan hari kok PKS masih terlihat adem-adem saja di dunia nyata. Ramai di media sosial tetapi masih ketinggalan di dunia nyata. Ada apa? 
Apakah PKS kurang dana? Atau karena apa? 
Ada dua penyebab utama kenapa PKS kurang atribut. 

Fokus Tangani Bencana
Jika kita perhatikan, hanya hitungan bulan sejak tahapan-tahapan Pemilu 2019 dimulai, bangsa ini banyak diuji dengan bencana alam. Yang paling dahsyat adalah Gempa Lombok, Palu dan terakhir Tsunami Selat Sunda. 

PKS ini partai yang amnesia. Mudah lupa ! Ketika bencana datang, mereka lupa bahwa PKS adalah partai politik. Disaat partai-partai lain membantu seperlunya, PKS malah mengerahkan semua kekuatan. 

Kenapa saya sebut amnesia? Karena ternyata saat turun ke daerah bencana, PKS tidak mengukurnya dari perolehan suara partai di daerah tersebut. Meski suara PKS di Sulawesi Tengah tak terlampau banyak di Pemilu 2014, PKS tetap serius menangani korban bencana disana. Bahkan hingga saat saya menulis ini, mereka masih beraktivitas. 

Banyak sekali yang dilakukan PKS ketika terjadi bencana. Jurnalis banyak yang menangkap dan memotretnya. Namun memang kurang menjual jika disandingkan dengan pakem, "bad news ia good news" 

Kurang seru karena memang dari dulu seperti itu pekerjaan PKS. :) 
Yang juga terasa "aneh" adalah caleg-caleg PKS yang seharusnya konsentrasi di dapilnya masing-masing terlihat pula di daerah bencana. Mereka berbondong-bondong datang ke Lombok, Palu dan Banten. 

Coba dihitung berapa banyak rupiah yang harus dikeluarkan untuk akomodasi, transportasi dan bantuan untuk korban bencana? Jika rupiah yang dikeluarkan itu dipakai untuk membeli atribut kampanye dan biaya iklan, tentu lebih banyak lagi gambar PKS yang bisa dilihat warga. Tetapi sekali lagi, mereka tidak memilih opsi itu. 

Bersih
Beberapa tahun yang lalu saya pernah meliput kegiatan Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman (MSI) yang meresmikan salah satu kantor DPD PKS di Jawa Barat. Saat itu, dihadapan kader partainya dan awak media, juga disaksikan oleh Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al-Jufri. MSI menegaskan bahwa partainya harus dibiayai dengan uang-uang yang halal. 
"Mulai hari ini dan selanjutnya, tidak boleh ada lagi uang-uang tidak jelas masuk ke partai kita. Semua kegiatan partai harus memakai uang-uang yang jelas. Dari dulu kita punya biaya partai adalah kantong-kantong kita."
Nah! Inilah faktor kedua kenapa PKS sangat minim atributnya di lapangan jika dibandingkan partai lain. 
PKS bisa dibilang partai yang melarat. Jika PDIP dan Jokowi didukung kekuatan 9 Naga. PKB punya Rusdi Kirana pemilik maskapai penerbangan yang sering bermasalah itu. Nasdem punya bos media, Perindo jelas punya Hary Tanoe, PSI disebut Andi Arief sebagai Partai Syamsul Nursalim Indonesia, dan seterusnya. Apalah itu PKS? 

Memang partai ini juga punya barisan pengusaha. Tetapi umumnya masih dalam level menengah. Belum ada yang mencuat ke papan atas. Namun kekurangan finansial ini sebetulnya bisa disiasati. Bagaimana caranya? 

Dengan menerima dana dari para donatur. Mereka para pengusaha yang bisa dibarter dengan janji kue APBN-APBD. 
"Elu bantu pendanaan partai gue ya. Nanti gampang lah perusahaan lu bisa dapat proyek APBD-APBN," 
Begitu! Tetapi nampaknya PKS dibawah kepemimpinan MSI enggan melakukan itu. Sehingga ya begitu, atribut PKS masih minim di lapangan. Mereka pilih paket hemat namun halalan toyibah. 
Demikian.

Sumber :