Minggu, 04 Januari 2015

Inilah Temuan Tim Investigasi DSKS Tentang Kebakaran Pasar Klewer


Seperti diberitakan, Pasar Klewer Solo terbakar sejak Sabtu 27 Desember 2014 hingga Ahad 28 Desember 2014, dan baru benar-benar padam pada Senin 29 Desember 2014. Kabar miring pun beredar. 

Untuk itulah, Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) membentuk Tim Investigasi. Berdasarkan Surat Tugas Ketua DSKS Surakarta Senin 29 Desember 2014 No. 80/SI/dewan Syariah-Ska/II/1436, dibentuklah Tim Investigasi yang terdiri dari: Prof Sulistyo Adi SH, MH, Prof Aidul Fitri Ciada SH, MH DARF, AD, Djoko Trisno Widodo, SH, Abdurrohim, Lc, Edi Lukito, SH, Drs Yusuf Suparno, Endro Sudarsono S, Pd, Agus Junaidi, Suro Wijoyo dan Salman Alfarizi.
Inilah hasil temuan Tim Investigasi, seperti dibacakan Ketua DSKS, Jumat 2 Januari 2015:
Sebelum kebakaran ada ancaman yang ditujukan kepada Ketua Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) berupa kiriman paket berisi 1 dirijen (maksudnya, jerry can/jerigen) berisi bensin dan korek api. Setelah paket diterima ada SMS masuk ke Ketua HPPK yang berisi, “Disuruh menurut saja atau akan kami bakar.“
Dua pekan sebelum kebakaran ada kader partai yang menginformasikan kepada pedagang Klewer waktu mau cari kontrakan kios di klewer, dia bilang, ”Gelem ra gelem klewer tetep dibangun sedelok maneh bapake mulih… ojo golek kontrakan disik (mau tak mau Klewer tetap dibangun, sebentar lagi bapak pulang, jangan cari kontrakan kios dulu, red)
Setiap sore oleh petugas keamanan listrik selalu dimatikan.
Instalasi listrik sudah diperbarui 4 tahun yang lalu.
Pada hari sabtu 27 Desember 2014 sehabis shalat Isya Humas HPPK Kusbandi bersama dengan Satpam dan beberapa temannya mendapati di salah satu belakang kios milik ketua HPPK di blok D-87 muncul api dan disemprot dengan 5 tabung APKAR tidak padam, cari lagi APKAR sampai habis 21 tabung, namun api yang muncul dari belakang kios milik ketua HPPK tidak padam, bahkan semakin membesar dan terdengar di tempat lain di lantai 2 blok DD ada ledakan dan api semakin tidak bisa diatasi oleh Humas HPPK, Satpam dan beberapa teman lainnya. Akhirnya merasa tak mampu kemudian memanggil pemadam kebakaran. Api jenis ini sulit dimatikan bahkan menyebar.
DAMKAR datang terlambat, penyemprotan tidak dilokalisir bahkan menurut saksi terkesan menggiring api semakin meluas. Selang ada yang putus, petugas kurang profesional, air yang tersedia sedikit, kemudian datang DAMKAR yang lain, namun api sudah meluas.
Menurut saksi, beberapa sopir DAMKAR tidak ada di tempat, mobil DAMKAR disopiri sendiri oleh aparat kepolisian, dan setelah sampai di TKP, polisi sendiri yang menyemprotkan.
Informasi dari salah satu warga Kauman dari rumah dengan pasar klewer yang berjarak sekitar 400 m, terungkap, sehabis shalat Isya dari Masjid Agung, sesampainya di rumah tercium bau seperti kertas terbakar. Saat dia keluar rumah, bau semakin menyengat. Kemudian warga ini bertemu dengan linmas dan mengatakan Klewer kebakaran. Yang bersangkutan langsung ke TKP sendirian. Ia mendapati di Blok D ada kepulan asap yang menghitam. Dia masuk dan teriak, “Ada orang didalam! Kalau ada segera keluar!” Tapi tidak ada respon. Sempat dia menyemprotkan apkar, tapi api semakin membesar dan terdengar olehnya ledakan kecil berkali-kali. Ledakan apa itu? Api semakin menjadi. Karena merasa tidak mampu, dia bawa HT langsung kontak ke DAMKAR. Dengan kode 65 pihak DAMKAR menerima dan segera menindaklanjuti yang akhirnya ke TKP, namun api tidak bisa diatasi.
Menurut saksi, terjadi cekcok antara Walikota FX. Rudy Hadiatmo dengan petugas pemadam kebakaran di TKP. Petugas menghendaki air disemprotkan ke titik api, sementara Walikota Rudy menghendaki penyemprotan diarahkan ke lantai 2. Petugas DAMKAR mengalah, bahkan Rudy mengambilalih penyemprotan itu sendiri. “Ben tokno wae ben disemprotke dewe,” kata Petugas Damkar, yang artinya, “Biarkan aja, biar dia yang nyemprot sendiri.”
Dari kesaksian yang kami dapatkan dari berbagai sumber, kebakaran di pasar Klewer diduga kuat bukan korsleting listrik tetapi faktor lain. Demikian temuan yang kami dapatkan agar menjadi maklum adanya.
Surakarta, 11 Rabiul Awwal 1436 H/2 Januari 2015 M

Ketua DSKS



DR Mu’inudinillah Basri, Lc, MA
Sumber :
=================================================================================
Mahasiswa: Bangun Kembali Klewer Dengan APBN, Jangan Dari Dana Pihak Ketiga

Gerakan untuk mendukung para pedagang Pasar Klewer, dilakukan oleh puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Untuk Pasar Klewer, Kamis malam 1 Januari 2015. Sambil menyalakan lilin peserta aksi melingkar seraya mendengarkan orasi.
Salah seorang orator dalam aksi tersebut mengatakan “Dari dulu hingga sekarang Klewer adalah ikon Kota Solo, bukan Solo tanpa Klewer” ujar Rizqa Febriliany.
Menurutnya, Klewer lebih dari sebuah pasar yang menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan bangsa ini. Tak hanya sebagai tempat jual beli namun juga termasuk cagar budaya bagian dari sejarah besar. Klewer dengan sejarahnya yang lekat tak bisa terganti begitu juga dengan semangat rekan-rekan pedagang tumpuan ekonomi bangsa ini.
“Sekarang memang bangunan ini terbakar hangus tak ada yang tersisa. Tapi tak ada yang bisa membakar habis semangat para pedagangnya. Boleh saja kau bakar manusianya tapi tidak ada yang bisa membakar warisan pemikir budaya ini,” tambahnya.
Dan satu yang bisa kita percayai, bahwa selalu ada rencana besar dibalik semua ini. Mari kita buka relung-relung hari terdalam untuk kembali kepada sang pemilik dunia. Klewer bukan sekedar nyanyian keprihatinan tapi sebuah simbol kebangkitan. Api itu akan tetap ada di dalam jiwa untuk menyulut pembangunan pasar untuk rakyat Indonesia.
Sementara itu Nabella Rizqi Al Fitri selaku humas aksi kepada wartawan mengatakan bahwa aksi ini dilakukan sebagai bentuk dukungan moral terhadap pedagang Pasar Klewer yang baru terkena musibah.
Dalam tuntutannya mereka meminta agar pemerintah segera membangun pasar darurat secepatnya, pengembalian budaya tradisional Pasar Klewer, renovasi bangunan Pasar Klewer dan optimalisasi dana APBN untuk pembangunan tanpa dana lain dari pihak ketiga.
“Ini dilakukan agar pedagang tidak dibebani lagi dengan pembelian kios baru jika renovasi dilakukan. Kalau menggunakan pihak ketiga maka pedagang harus membayarnya” ujarnya.
Di acara tersebut selain melakukan orasi juga dilakukan aksi cap tangan sebagai simbol dukungan terhadap para korban kebakaran. [muslimdaily]