Jumat, 15 Juli 2016

Macet Parah Picu Naiknya Harga Barang Konsumsi



Harga daging ayam di pasaran kembali naik usai perayaan Idul Fitri tahun 2016 ini. Salah satu penyebabnya adalah kemacetan yang terjadi saat arus mudik dan balik lebaran sehingga menghambat pasokan ke pasaran. 
Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi II DPRD Jawa Barat Abdul Hadi Wijaya, Rabu (13/7), di Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung.
“Saya sudah berkomunikasi dengan teman-teman peternak ayam ke himpunannya. Permasalahan utama ada pada jalur distribusi yang terganggu oleh macet. Jadi pasokan berkurang. Ya, sudah hukum pasar berlaku,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Hadi, pergeseran konsumen daging ayam terjadi di kota-kota besar ke daerah, akibat jalur distribusi yang memang belum siap. Hadi menyebut, lonjakan harga seperti sekarang ini selalu terjadi setiap tahunnya.
Oleh karena itu, pemerintah seharusnya dapat memperbaiki tata kelola niaga sebelum dan sesudah Lebaran. Selain itu Hadi mengimbau, masyarakat jangan panik menyikapi kondisi saat ini.
Kepanikan hanya akan memperburuk keadaan. “Sebetulnya harga di peternak normal sekitar 25.500 (rupiah) per ekor. Tapi karena jalur distribusi panjang, banyak yang mati dikompensasikan (ke harga),” pungkasnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Hening Widiatmoko pun menduga, tingginya harga daging ayam pasca Idul Fitri ini terjadi karena jalur distribusi yang terhambat. “Karena belum berakhirnya pelarangan kendaraan dengan tonase besar untuk beroperasi,” kata Hening di tempat yang sama.
Akibatnya, stok barang di pasaran menjadi berkurang dan sangat berdampak pada lonjakan harga kebutuhan pokok masyarakat seperti sekarang ini. Pihaknya masih terus memantau pergerakan harga daging ayam dan sejumlah kebutuhan pokok masyarakat lainnya di pasaran.
Operasi pasar juga dirasa belum diperlukan mengingat belum ada laporan dari daerah terkait kelangkaan daging ayam. “OP dilakukan kalau sangat urgent. Sejauh ini belum ada laporan dari daerah adanya kelangkaan. Kita jangan terburu-buru,” ucapnya.
Meski begitu, lanjutnya, Bulog Divisi Regional Jabar selalu siap melakukan OP jika memang dibutuhkan. “Secara resmi OP yang dilakukan Bulog berakhir sampai Lebaran kemarin. Tapi kalau memang dibutuhkan, enggak apa-apa (dilakukan OP),” ujarnya.
Dia memrediksi minggu depan harga mulai kembali turun seiring normalnya kembali transportasi. Selain itu, dia berharap kendaraan berat dapat segera beroperasi.
*diolah dari http://dprd.jabarprov.go.id/

Sumber :