Kamis, 28 November 2013

Masyarakat Tionghoa Ramai Masuk PKS, Bahkan Ada Yang Sudah Kader



Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini merupakan partai yang mempunyai basis masyarakat dimana-mana. PKS bukan lagi sebuah partai yang ekslusif tapi menjadi partai yang inklusif dan terbuka bagi setiap orang.
Kiprah PKS yang terbuka dan menerima dari aspek semua golongan, membuat banyak masyarakat Tionghoa baik yang sudah beragama Islam, maupun non-Islam tertarik kepada PKS.
Seperti kisah Ko Aheng, masyarakat Tionghoa yang dulu sangat aktif pada partai yang Berlambang Banteng, kini malah masuk kedalam barisan PKS. Walaupun ia masih belum menjadi seorang muslim. Pengusaha kue yang terbilang sukses ini merintis dari bawah dalam usaha kuenya, termasuk orang yang gigih dalam usahanya.
Setelah bertemu dengan beberapa kader PKS di Pademangan, Kelurahan Pademangan Barat. Ko Aheng akhirnya simpatik terhadap PKS. Ko Aheng tertarik dengan PKS lantaran melihat kerja dan kerendahan hati dari kader-kader PKS yang menjadi pejabat publik.
Sekarang ini, Ko Aheng merupakan salah satu pendukung berat PKS. Di kediamannya selalu terbuka untuk setiap kegiatan PKS. Acara lomba masak hingga reses anggota dewan dari PKS beberapa kali diadakan disana.
Seperti Hidayat Nur Wahid, Adang Daradjatun juga H. Muhammad Subki (Ketua DPD PKS Jakarta Utara) juga sudah pernah membuat acara reses di kediaman Ko Aheng. Meskipun Ko Aheng adalah pengusaha sukses, ternyata beliau juga adalah salah satu tokoh yang dihormati di daerah Pademangan Barat.
Saat pilgub DKI, Ko Aheng merupakan pendukung berat pasangan Hidayat & Didik, ia tidak pernah absesn dari kampanye, malahan ia sangat proaktif mengajak seluruh keluarganya untuk memilih pasangan nomer Hidayat & Didik. Juga saat acara milad PKS ke 15 di Semarang, Ko Aheng semangat untuk menghadiri di acara tersebut bersama dengan rombongan kader-kader PKS Jakarta Utara.
"Kita doakan semoga Aheng mendapatkan hidayah dari Allah SWT." pungkas H.Muhammad Subki, Lc. saat acara makan siang dengan Ko Aheng, Pengurus DPD Jakarta Utara dan Ketua DPC-DPRa se Jakarta Utara di Rumah makan Bu Tjitra, Yogyakarta ahad (22/4) lalu sehari setelah menghadiri Milad ke 15 PKS di Semarang.
Yang menarik, lantaran Ko Aheng sering bersama kader-kader PKS. Beliau menyatakan bahwa saat ini sudah tidak pernah lagi menyatak makanan yang diharamkan agama Islam, yaitu daging Babi. Walaupun masih belum memeluk Islam, seluruh keluarganya sudah tidak lagi makan daging babi, bahkan istrinya sendiri beberapa kali ikut shalat tarawih berjama'ah.
Ini menjadi bukti yang kuat bahwa PKS sudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat. Tak hanya Ko Aheng, ada masyarakat Tionghoa lainnya seperti Ristu Hasriandi Kho. Yang merupakan kader militan dan sangat loyal dalam memperjuangkan PKS.
Sumber :
=================================================================================

Ali Amran (62th): "Saya Akan Terus Bekerja, Walau PKS Dihina"
Wajahnya yang semakin berkerut dan rambut yang hampir memutih seluruhnya tak mengurangi semangat bapak yang telah udzur ini untuk membantu dan berbagi dengan sesama. Beliau Pak Ali Amran 62 Tahun, Ketua Ranting PKS Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Medan. 
Hujan deras yang melanda Kota Medan beberapa hari ini telah mengakibatkan banjir dimana-mana. Termasuk yang menimpa Pak Ali Amran. Tapi, kondisi ini tak membuat Pak Ali Amran patah semangat dan menanti uluran tangan orang lain; Pak Ali Amran justru berperan ikut membantu warga sekitar yang juga menjadi korban banjir.
Usia tidak menjadi masalah bagi Pak Ali Amran, begitupula cacian dan hinaan yang terjadi pada PKS saat ini. Sebagai Ketua Ranting PKS, Pak Ali Amran akan terus bekerja ikhlas untuk membantu orang-orang yang berada di sekitarnya, walaupun beliau sendiri termasuk korban banjir di Medan saat ini.
Yang tua saja tetap bekerja, bagaimana dengan mu wahai generasi muda?
*by Syaiful Ramadhan (Sekretaris Umum PKS Medan Maimun)