Kamis, 19 Desember 2013

Ustadz Sa’dan, Legislator PKS yang Disegani Preman


Sebut saja namanya Bang Frengki. Perawakannya yang tinggi dengan kulit gelap serta kacamata hitam yang tak pernah lepas, memang cukup membuatnya terlihat sangar. Preman yang biasa nongkrong dibawah jembatan pasar Bojong-Bekasi ini, memang disegani. Bahkan satu ketika dia pernah mengamuk dikantor Pemda dan menarik kerah baju seorang Kepala Dinas saat bersitegang dengannya karena tersinggung dengan ucapannya.
Dalam satu kesempatan, Penulis sempat berdiskusi dengan Bang Frengki. Dan cukup mengagetkan saat Dia bilang bahwa ada satu orang yang sangat ditakutinya. Saat Penulis mendesaknya dengan pertanyaan “siapa?”, ia menjawab; “Ustadz Sa’dan”. “Kalo ustadz Sa’dan udah ngomong, biar kata gua lagi emosi, langsung kelepek-kelepek,” lanjut lelaki 39 tahun itu.
Siapakah Ustadz Sa’dan ? 
Ia adalah anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Ustadz yang sudah berkecimpung di gedung rakyat sejak 2004 hingga sekarang ini, memang terkenal ramah, komunikatif dan sederhana. 
Pengalaman malang-melintang dalam gerakan dakwah, baik saat mengajar di SDIT Thariq bin Jiyyad Bekasi maupun saat berkeliling dari mimbar ke mimbar sebagai anggota Korps Muballigh Lembaga Dakwah Al-Mimbar, membuatnya piawai berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat dengan beragam latar belakang. Hingga tak heran jika preman sekelas bang Frengki pun sungkan dan “takut” padanya.
Sejumlah prestasi pun ia torehkan sebagai seorang legislator yang ulung. Saat bertugas di komisi D yang membidangi masalah pendidikan, kesehatan, agama, ketenaga-kerjaan, dll, Pria alumnus LIPIA ini adalah anggota Dewan yang paling “ngotot” soal pengembangan infrastruktur pendidikan. 
Betapa tidak, saat itu tercatat ada 600-an gedung Sekolah Dasar dalam kondisi memprihatinkan. Buah dari perjuangannya akhirnya bisa dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Bekasi dengan program renovasi dan dibangunnya gedung-gedung baru Sekolah Dasar, serta digratiskannya biaya pendidikan SD dan SMP. Sikap yang sama pun Ia tunjukan pada kebijakan Pemerintah Daerah yang kurang berpihak pada masyarakat kelas bawah terhadap akses kesehatan. Dengan dukungan rekan-rekan separtai dan kelihaiannya membangun lobi, akhirnya rencana pembangunan RSUD Kabupaten Bekasi bisa terrealisir dibekas pusat prostitusi terbesar dikabupaten Bekasi yang terkenal dengan sebutan lokalisasi Malpinas Cibitung. Disamping itu biaya pengobatan diseluruh Puskesmas pun bisa digratiskan.
Perjuangannya di gedung rakyat bukan tanpa hambatan dan tantangan. Saat mengawal Perda BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) dan Perda Zakat setidaknya bisa menjadi contoh betapa alot dan beratnya “penentangan” yang muncul saat pembahasan. Begitu juga ketika Raperda Pariwisata diusulkankan oleh eksekutif yang “melegalkan” prostitusi dengan pelegalan bisnis hiburan malam, pria yang juga menyelesaikan pendidikan S2-nya di Universitas ’45 Bekasi ini, seolah menjadi musuh bersama. Bahkan saat pembahasan, Ia sempat dicibir oleh anggota dewan dari partai lainnya dengan sebutan munafik! Tapi syukurlah, berkat kecerdikkannya berargumen dan bernegosiasi akhirnya Raperda Pariwisata itu di hentikan pembahasannya.
Momentum yang tak kalah fenomenalnya adalah saat Rapat Paripurna yang mengesahkan rencana perayaan hari jadi Kabupaten Bekasi yang juga dihadiri oleh seluruh unsur Muspida dan tokoh masyarakat Bekasi, Ia menginterupsi sidang untuk sejenak membacakan surah Al-Fatihah sebagai bentuk dukungan terhadap masyarakat Mesir yang tengah dilanda huru-hara akibat kezhaliman rezim Junta Militer.

Sumber :
=======================================================================
'Prajurit Elit' Siap Menangkan PKS di Jawa Barat
Djedjen Djaelani, namanya tidak asing ditelinga Kepanduan, Santika dan KORSAD se Jawa Barat. Beliau anggota c (Korps Satuan Tugas Keadilan) 'prajurit' elit yg dimiliki PKS angkatan ke 6.
Meski terlihat garang (karena tubuhnya yg besar berotot. Hehe) beliau sangat perhatian akan masalah masyarakat. Setiap ada bencana di Jawa Barat beliau selalu turun, datang mewakili DPW PKS Jabar memantau, melaporkan dan mengirimkan logistik.
Tidak hanya tingkat Jawa Barat, beliaupun memimpin Team Relawan PKS Jabar ke lokasi bencana Tsunami Aceh 2004, Gempa Jogja 2006 dan Gunung Merapi Jogjakarta.
Kini Kang Djedjen, sapaan akrabnya, diamanahi untuk maju ke parlemen DPRD Provinsi Jawa Barat mewakili Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor nomor 6. Bermodalkan ketegasan, kecerdasan, keikhlasan dan kedekatan dengan masyarakat itulah beliau yakin menang.
"Ini bukan masalah menang dan tidaknya untuk saya, tapi kemenangan PKS di Jawa Barat harus lebih diprioritaskan dan PKS harus menang," ujar pelatih beadiri Tifan Po Khan ini.
Terakhir beliau menegaskan bahwa kita sebagai prajurit dakwah harus siap dimanapun ditempatkan termasuk di parlemen.
"Sabisa bisa kudu bisa pasti bisa!" Kata ketua Bidang Olahraga dan Kesehatan DPW PKS Jabar ini menutup pembicaraan.
=======================================================================
Survei CSIS: Aleg PKS Paling Dikenal Masyarakat
JAKARTA - Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan Partai yang mempunyai angka tertinggi pemilih kenal dengan anggota DPR dari dapilnya adalah PKS. Ini dinilai CSIS lantaran PKS mempunyai mesin partai yang bekerja maksimal di tingkat kader bawah. PKS dikenal wakilnya di DPR meski wakilnya bisa saja bukan berasal dari PKS.
"PKS mmpunyai kader relatif sedikit lebih baik dari partai lain. PKS mempunyai kader-kader yang lebih bergerak di lapangan," kata peneliti CSIS Tobias Basuki di kantor CSIS, Jl Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Minggu (1/12/2013), saat memamparkan hasil survei seperti yang diberitakan detikcom.
Survei ini dilakukan lewat wawancara tatap muka di 33 provinsi dan berlangsung dari tanggal 13 hingga 20 November 2013. Ada 1.180 responden yang dilibatkan, dengan margin of error sebesar 2,85 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Berikut adalah hasil survei partai berdasarkan angka keterkenalan publik dengan anggota legislatifnya di DPR:
1. PKS 30,8 persen
2. Demokrat 26,8 persen
3. PAN 26,3 persen kenal
4. NasDem 21,7 persen (?)
5. Golkar 19,7 persen
6. Hanura 17,9 persen
7. PPP 17,1 persen
8. Gerindra 17 persen
9. PDIP 16,9 persen
10. PKB 9,4 persen
=======================================================================