Selasa, 21 Juni 2016

Wow, Kinerja Cepat Aleg Ini Bikin Kaget Masyarakat!



Selain dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat, Ir. H. Abdul Hadi Wijaya, M.Sc. juga dikenal sebagai sosok yang memiliki kinerja cepat. 
Hal ini terungkap saat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengisi masa resesnya dengan berkunjung ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Parakan Lima dan Desa Cisalada, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, pada Minggu (19/6).
“Hari ini saya bersama tim Pusat Khidmat PKS berkesempatan menindaklanjuti survei beberapa hari lalu. Kami datang untuk menyalurkan bantuan kepada gapoktan yang ingin membangun irigasi,” buka Abdul Hadi.
Lucunya, lanjut anggota legislatif (aleg) yang terpilih dari daerah pemilihan (dapil) Karawang dan Purwakarta itu, beberapa anggota gapoktan terlihat cukup terkejut. Pasalnya, mereka tidak menyangka bahwa permintan mereka akan direalisasikan hanya dalam hitungan beberapa hari.

“Ya, kenapa juga mesti ditunda-tunda? Jika memang ada niat baik, tim pengelola bisa dipercaya, dan bisa membantu kesejahteraan petani, insya Allah kami akan membantu secepatnya,” terang Abdul Hadi.

Rabu lalu (15/6) Abdul Hadi memang mengunjungi Gapoktan di Desa Cisalada dan Desa Parakan Lima. Anggota Gapoktan yang hadir menjadikan kesempatan itu sebagai ajang mencurahkan isi hati (curhat). 
Mereka mengeluhkan tidak adanya saluran irigasi untuk mengairi lahan. Dinas Pertanian setempat juga belum membantu, meski sejak lima tahun lalu masyarakat sudah mengajukan permohonan.

Mendapati kenyataan ini, Abdul Hadi berniat mengadvokasi lewat usulan program ke provinsi atau pusat yang memiliki anggaran lebih besar. 
Namun, ia mendapat informasi bahwa pengajuan itu paling cepat bisa direalisasikan pada tahun anggaran 2018. 
Padahal, nilai pengadaan irigasi ini hanya berkisar 500-800 juta. Nilai yang sangat kecil dibandingkan anggaran negara ini yang mencapai triliyunan rupiah.
Abdul Hadi kemudian mencari tahu anggaran yang dibutuhkan jika saluran irigasi itu dikerjakan sendiri. Ternyata angkanya jauh lebih kecil. Akhirnya ia menghubungi beberapa sahabat untuk membantu. Dalam waktu singkat terkumpul dana yang dibutuhkan. Dana inilah yang kemudian disalurkan ke masyarakat. (DLS)
Sumber :